128:TRISTAN-BERKECIL HATI

1477 Kata

Gue menunggu Saga di selasar, berdiri di samping pintu kamar ranap Farah. Mita tengah menyusui putri kami, jadi memang selayaknya gue pun ngga berada di dalam. Oh ya, Saga bilang, ia datang bersama sekretarisnya. Tak melenggang sendiri karena khawatir Mita tak nyaman. Belakangan, gue kerap merasa minder dengan sikap mantannya Mita itu. Seolah setiap tindak-tanduknya ia pikirkan dengan cermat. Apakah pada akhirnya gue akan percaya jika perangai kasarnya dulu timbul karena tekanan bertubi-tubi yang menghantamnya? Gema derap sepatu menyapa pendengaran. Gue menoleh ke ujung selasar, mengitung dalam hati. Di angka ke empat, Saga dan seorang perempuan akhirnya muncul. “Dok?” sapa Saga seraya mengulurkan tangannya. Gue menyambut, memaksa diri agar tak mendengarkan bisikan setan karena rasa cem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN