Lantai dasar dari lighthouse tersebut, tempat Deni dan Lia berada, adalah sebuah kamar. Bagian kepala tempat tidurnya langsung bersisian dengan jendela kaca, sementara di salah satu sisi lainnya terdapat kamar mandi dan lemari. Lalu, beberapa meja yang terlipat ke dinding juga tersedia jikalau sesekali diperlukan. Selain itu, tentu saja anak-anak tangga. Lia merebahkan diri untuk menjajal kasurnya setelah menelisik detail kamar utama di rumah tersebut. Deni menyusulnya, mengukung sekaligus mencium sang istri tanpa aba-aba. Entah siapa yang lebih bahagia di antara mereka karena mendapatkan dua hadiah termanis dalam perjalanan kali ini. Kehamilan dan sebuah properti impian. “Di sini ngga ada rumah sakit besar, Kak,” ujar Lia. “Pardon?” “Mengingat gimana Kak Deni selama di Vienna tahun la