Satu bulan kemudian. Deni baru saja memindahkan Hanan ke atas ranjang king size-nya, sementara Heidi seperti biasa pindah ke kamar orang tuanya sekitar subuh. Keduanya yang masih terlelap pulas tak luput dari ciuman sang ayah yang bertubi-tubi. Meski Lia sudah berkali-kali mengomeli Deni agar tak mengganggu anak-anak mereka di pagi hari, tetap saja Deni mengulangi lagi dan lagi. Wangi keduanya … sungguh menenangkan dan mendamaikan. “Kak?” tegur Lia seraya membuka pintu kamar mereka. Lia mendengus keras kala mendapati sang suami yang menempelkan wajahnya di pipi Hanan. Bayi itu sampai mendongak-dongak meski tak jua terbangun. “Kalau sampai bangun sebelum Panda berangkat kerja, liat aja … Panda abis Bunda cubitin.” Deni terkekeh renyah. Bukannya mengusaikan keusilannya, ia malah merapatka
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari