115:EXTRA PART-YANG PALING PENTING

1921 Kata

Hari sudah mendekati senja. Kamar perawatan diisi Hanan, Lia, Nadine dan Agatha. Wisnu dan Haya tengah pulang untuk beristirahat dan akan kembali selepas magrib nanti bersama Widi dan Kenan yang akan bertukar posisi dengan Ditya dan Nadine. Maklum, anak-anak mereka tak mungkin ditinggal tanpa pengawasan orang dewasa. Sementara di selasar yang dijadikan space ruang tamu dan ruang tunggu wali pasien, Heidi asik bermain ditemani Ditya. Mungkin sudah mulai bosan, ia pun naik ke pangkuan sang paman. “Hanan bobo mulu, Daddy,” kisah Heidi pada Ditya. Lucunya, ia menangkup wajah Ditya agar pamannya itu fokus mendengarkan. “Nangis mulu ngga?” balas Ditya. Satu tangannya menahan Heidi agar tak terjengkang ke belakang, sementara satu tangan lagi mengusap sayang kepala keponakannya. “Nangis. Sedih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN