“Ke ruangan Dokter Liang! Sekarang!” ujar Irgi lalu mengusaikan panggilan itu lebih dulu. “Kak Deni?” panggil Lia. “Kak, sakit.” Deni tersentak. Ia sontak menghentikan langkah, menoleh perlahan menatap Lia. Satu tangan Lia mengusap jemari sang suami yang terlampau erat mencengkeram pergelangan tangannya. “Kekencangan Kak, longgarin sedikit ya?” ujar Lia selembut mungkin. “Maaf,” lirih Deni. “Iya, ngga apa-apa. Kak Deni mau bawa Lia ke mana?” Deni memalingkan titik pandangnya. Ia menyapu ke setiap sudut dan sisi. Lagi-lagi mendapati sosok Dzaki yang masih memerhatikannya. Namun, pria itu diam saja di posisinya, mungkin enggan membuat ia dan Deni menjadi pusat perhatian jika memaksakan diri menyelesaikan permasalahan dengan sang putra. “Kak Deni?” tegur Lia lagi dengan satu tangan yan