Pintu keluar kedatangan Warsaw Chopin Airport. Deni tak bisa diam di posisinya. Sedari tadi ia menyapukan pandangan, siapa tau sang istri terselip di antara keramaian. Istrinya mungil, meski dengan kandungan berumur enam bulan. Mungkin, setengah jam berlalu, barulah belahan jiwanya menampakkan diri. Deni melangkah memangkas jarak, langsung mengambil alih handle troli yang Lia dorong. Setelahnya, tentu saja memeluk dan menciumi wanitanya erat. “Belum lama,” ujar Lia. “Apanya?” tanya Deni heran. “Peluknya, ciumnya.” “Mmm … cari tempat dulu, di sini ngalangin orang jalan,” ujar Deni seraya mencubit gemas kedua pipi sang istri yang kian membulat. “Kepingin kopi, pake es, Kak.” “Oke.” Mereka memilih salah satu coffee shop, menempati sebuah meja di dining court dengan dua sofa me