Garran baru keluar dari kamar mandi ketika Gianni menerobos pintu dengan tatapan gusar. Garran pikir setelah masuk kedalam kamar tanpa bertemu dengan wanita itu sudah termasuk aman dan hanya perlu menghindarinya esok pagi. Nyatanya Gianni menyusul, pastinya hendak mengomel, menuntut penjelasan. “Kamu nggak bisa kayak gitu dong, Om!” Gianni bertolak pinggang di depan Garran sambil menghentakkan kaki. Nafasnya memburu layaknya orang yang sudah berlari puluhan kilometer. “Aku beneran anggap Andre yang melakukannya karena aku nggak ingat jelas kejadian semalam. Aku sampai mengintrogasinya secara langsung.” “Harusnya kamu tanya aku dulu, sebelum tanya dia. Kita satu rumah, lebih baik tanya sama orang terdekat dulu.” sahut Garran begitu Gianni mengambil jeda untuk bernafas. “Semalam kamu

