Dua Puluh Empat Hari Setelah Kematian Karen. Rumah Karen, Jakarta. Stella keluar dari rumah besar dengan cat merah dan oranye yang mendominasi. Ia membuka gerbang yang menjulang tinggi, menghalangi pintu seorang diri, lalu menutupnya kembali. Cewek itu menatap aspal di bawah kakinya gamang. Pandangannya kosong sementara tubuhnya gemetar. Bibir cewek itu juga semakin pucat ketika kedua kakinya yang berbalut sneaker putih melangkah perlahan meninggalkan rumah Karen. Baru menginjak langkah ke lima, pertahanan Stella akhirnya runtuh juga. Tubuhnya limbung dan mendarat tepat di atas aspal, sehingga kedua kakinya yang tidak dilapisi celana tebal langsung berdenyut nyeri karena gesekan keras yang terjadi di sana. Air mata yang sudah susah payah ditahannya, akhirnya tumpah juga. Stella menutu