38

1313 Kata

Bagas membuka pintu apartemennya dengan napas berat, masih tersisa sisa-sisa kemarahan dari kurungan beberapa hari terakhir. Bel yang berdering tanpa henti membuatnya geram, tapi yang lebih mengejutkan adalah pemandangan di depan matanya—ibunya, Nindya, dengan wajah kusut, rambut berantakan, dan dua koper besar di samping tubuhnya. “Mama?” suara Bagas parau, antara kaget dan tak percaya. Begitu melihat sang anak, Nindya langsung menerjang, memeluk Bagas erat-erat. Tubuhnya bergetar, dan suara tangisnya pecah di bahu putra semata wayangnya. “Bagas… ke mana saja kamu? Mama hampir gila mencari kamu!” Bagas terdiam, rahangnya mengeras. Pelukan itu terasa asing. Ia baru saja kabur dari neraka yang dipasang oleh Raka Raksadana, dan kini harus berhadapan dengan wajah putus asa ibunya. Ia tak b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN