25

998 Kata

Sekar berdiri di tepi kolam, ujung jari kakinya menyentuh lantai licin yang dingin. Gaun tipis yang tadi ia kenakan sudah dilepas, kini tubuhnya hanya dibalut bikini hitam yang membuat kulitnya tampak semakin pucat dan lembut di bawah sinar matahari pagi. Ia menggertakkan giginya. “Aku bisa sendiri,” ucapnya ketus, menolak tangan Raka yang terulur. Raka mengangkat alis, senyum tipisnya muncul. “Oh, ok,” jawabnya singkat, lalu mundur selangkah ke dalam air seakan tak peduli. Tapi masih tetap waspada, karena lantai yang licin. Sekar menelan ludah, lalu dengan satu helaan napas ia melompat. Air kolam memeluk tubuhnya, dingin sekaligus melegakan. Rana langsung tertawa riang, memercikkan air ke arah mamanya. “Mamaaa! Lihat, Rana bisa berenang kayak papa!” serunya bangga. Padahal memakai pe

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN