24

1251 Kata

Pagi itu, sinar matahari menembus tirai tipis, membelai wajah Sekar yang terbaring di ranjang. Ia bergumam pelan, tubuhnya terasa berat, matanya enggan terbuka penuh. Baru menjelang subuh tadi ia bisa memaksa dirinya tidur—setelah semalaman pikiran terus dipenuhi gambaran suara letusan pistol, teriakan, serta tatapan dingin Raka ketika menarik pelatuk. Sekar mengusap wajahnya kasar. Kepala masih berat, namun ada sedikit kelegaan, apa pun yang terjadi semalam, Raka berhasil menjauhkannya dari Bagas. Membuatnya aman, meski dengan cara yang sama sekali tidak bisa diterima akal sehatnya. Nekat sekali. Tapi tetap saja… semua itu tak bisa merubah apapu. Sekar akan selalu sadar, bahwa Raka bukanlah siapa-siapa. Bukan keluarganya. Bukan suaminya. Hanya investor, hanya “seseorang” yang kini seenak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN