12

1472 Kata

Raka masuk ke dalam kamarnya dengan langkah terseok. Ruangan itu terasa semakin menyempit, seolah dinding-dindingnya menekan dadanya. Pandangannya berkunang, tubuhnya ditarik oleh sakit yang sejak tadi ia tahan, tetapi hatinya lebih perih daripada luka fisik mana pun. Tangannya mengepal, lalu BRUKK!—tinju keras mendarat di dinding dingin berlapis kayu dan beton. Suara retakan samar terdengar, namun kamar itu kedap, tak seorang pun mendengar gejolak yang ia sembunyikan. Darah merembes di buku-buku jarinya, tapi rasa nyeri itu tak seberapa dibandingkan perih yang menggumpal di dalam dadanya. Jika saja ia bisa… jika saja ia berani, Raka ingin berteriak di depan wanita itu. Bahwa dirinya bukan orang asing. Bahwa ia adalah Adyatma Wirantara—lelaki yang empat tahun lalu "mati", lelaki yang Sek

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN