27

1305 Kata

“Berhenti di sini.” Suara Sekar terdengar dingin, penuh tekanan, saat mobil hitam itu meluncur di jalan kota. Sopir di depan—pria bertubuh kekar dengan kacamata hitam—melirik sekilas lewat kaca spion. “Ada apa, Nona?” Sekar mengatur napasnya. Ia tahu sekali anak buah Raka bukan tipe yang mudah diperintah. Bahkan dia selalu waspada dengan apa yang diutus padanya. “Aku ingin ke minimarket sebentar. Putraku ingin buang air kecil.” “Mama… aku ti—” suara polos Rana hendak memprotes, namun Sekar segera menoleh cepat, memberi tatapan tajam pada putranya. Tatapan penuh kode agar anaknya paham untuk tidak membantah. Rana langsung terdiam, wajah mungilnya bingung, namun akhirnya ia menunduk. “Kita bisa berhenti di depan, Nona.” Suara sopir kembali datar, jelas-jelas mencoba menolak. Sekar meneg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN