78

1350 Kata

Beberapa jam yang lalu, di dalam mobil mewah keluarga Edward, Maven merasakan ketegangan yang jelas terpancar dari kekasihnya, Mita. Perjalanan menuju rumah orang tua Maven di Semarang membawa ketegangan yang mengisi udara di sekitar mereka. Mita yang biasanya ceria dan penuh semangat, kini tampak lebih diam, matanya sesekali melirik ke luar jendela, dan jemarinya gemetar sedikit meski ia berusaha terlihat tenang. Maven tahu betul apa yang sedang ada dalam pikirannya. Tak mungkin ia tak paham dengan kecemasan yang mencengkram hati Mita. Ia tahu betul, ini adalah langkah besar dalam hubungan mereka. Menghadapi orang tua Maven adalah hal yang tak bisa dianggap remeh. "Tidak usah mikirin apa yang nggak perlu dipikirin, sayang," kata Maven dengan lembut, tangan besarnya meremas paha Mita, be

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN