77

1463 Kata

Suasana bandara sore itu cukup ramai, tapi dunia Mita terasa hanya berisi dirinya dan pria tinggi di sampingnya. Maven berjalan dengan langkah panjang, menarik koper besar yang tadi dengan semena-mena dia paksa Mita bawa. Sementara tangan satunya... menggenggam erat jemari mungil Mita, seolah takut gadis itu akan menghilang begitu saja. Mita menunduk, mengikuti langkah cepat Maven, sesekali harus setengah berlari kecil agar tidak tertinggal. Maven sama sekali tak melepas genggamannya, seakan itu adalah peringatan, sebuah klaim diam-diam bahwa gadis ini milikku. Saat mereka berhenti di depan konter check-in, Mita mencoba menarik tangannya. "Bang... aku mau sendiri aja. Biar aku yang urus," gumamnya. Tapi yang Mita dapat hanyalah tatapan tajam penuh peringatan dari Maven. Tanpa suara, h

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN