Beberapa tahun telah berlalu. Rumah keluarga Bhaskara tak pernah kehilangan canda, apalagi sejak Shaka—putra semata wayangnya—beranjak menjadi bocah empat tahun yang aktif, cerewet, dan tentu saja… terlalu jujur. Siang itu, suara riang Shaka menggema dari arah kolam renang menuju ruang tengah. Dengan rambut basah dan celana renang bergambar hiu, ia berlari-lari kecil sambil berteriak lantang, “Mama! Papa! Om Bala cium-cium Tante Kaia!” Langkah kaki kecilnya yang menggema di marmer membuat Bhaskara otomatis menoleh dari sofa, mengangkat, menggendong Shaka dengan handuk masih membungkus tubuh mungilnya. “Om Bala ngapain, Nak?” tanya Bhaskara dengan nada geli, walau matanya langsung melirik ke arah jendela belakang yang terbuka. Bara yang tertangkap basah sedang duduk berdekatan dengan Ka
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


