Jaz begitu kelabakan menangani Zahrul. Untung saja peluru itu tidak langsung mengenai jantung sahabatnya. Hampir saja nyawa Zahrul tidak tertolong jika saja telat beberapa menit. Kondisi Zahrul kini masih sangat lemah. Dia juga membutuhkan banyak transfusi darah karena kehilangan banyak darah sewaktu terjadi insiden penembakan. Jaz keluar dari UGD. Kini tinggal menunggu Zahrul melewati fase kritisnya. "Bagaimana sama kondisi dia?" Divo menghadang Jaz saat dokter itu masih mengenakan pakaian operasi "Dia akan baik-baik saja. Kita tunggu sampai sadar dulu." "Apa loe yakin dia baik-baik saja. Peluru itu mengenai dadanya." Divo merasa panik saat tahu Zahrul tertembak di bagian dada "Saya bukan Tuhan. Saya cuma membantu, jadi berdoa saja semoga dia baik-baik saja." Divo menahan lengan Ja