Jessy & Dika

977 Kata
Jessy memasuki apartemen Zahrul. Dia memang leluasa mendapatkan akses masuk jika berkaitan dengan Shella. Matanya jelalatan mencari keberadaan Shella. Sudah dua minggu dia meninggalkan Shella dalam rangka liburan. Sehingga Shella terpaksa mengatur jadwal pemotretannya sendiri. Lagi pula jadwal Shella sudah tidak sepadat dulu. Shella hanya mengambil beberapa Job pekerjaan yang kiranya tidak menyita banyak waktu, terlebih setelah dia menikah dengan Zahrul. Shella mengatakan kepada Jessy bahwa prioritas utama adalah keluarga. Dan dirinya juga memaklumi apalagi dia kini juga sudah merambah pada bisnis fashion. "Shella,, ," "Abang Zahrul…" "Aa' Zahrul." "Spada, pada dimana nih." Teriak Jessy membahana Jessy berpikir mungkin si pemilik apartemen sedang di kamar. Maka dengan senang hati dia membuka pintu kamar Zahrul. Matanya melotot, mulutnya menganga begitu melihat Shella bergelung dipelukan Zahrul. Shella tengah tertidur cantik sementara Zahrul asik menonton pertandingan bola sembari mengelus kepala istrinya. "Ngapain loe kesini?" tanya Zahrul pada Jessy yang masih takjub melihat pemandangan seromantis ini. Jessy masuk ke dalam kamar. Dia duduk di sofa sembari meletakkan beberapa kantong kresek. Oleh-olehnya dari liburan. "Aku'kan kangen sama Aa' Zahrul." "Buruan nikah deh, Jes." Ucap Zahrul pada asisten Shella. Agar tidak terus menggodanya Jessy mencebikkan bibir kesal, "Shella kok enggak, bangun-bangun sih." Gerutu Jessy kesal "Biarin juga kenapa, dia lagi capek. Butuh istirahat, lagian loe liburan lama banget. Kasihan Shella kemana-mana sendirian, nggak tega gue." Jessy meringis hambar, "Lagian, bukannya ayang Zahrul selalu nganterin Shella kemanapun?" Zahrul mengangguk "Yaudah, apanya yang mesti dikhawatirin." Jawab Jessy "Minggu depan gue harus keluar, jadi loe tinggal disini aja." Ujar Zahrul pada Jessy "Keluar mana, keluar kota?" "Bukan. Keluar negeri. Mungkin tiga sampai empat hari aja." Jessy mengangguk paham. Lalu memposisikan dirinya untuk tiduran di sofa. "Pindah sono ke kamar sebelah, pegel itu tiduran di sofa." "Emang boleh tidur di kamar sebelah?" Zahrul mengangguk, "Boleh, asal nggak buat pulau aja." Sindir Zahrul pada Jessy "Aku'kan, maunya bobok sama Aa' Zahrul." Zahrul melempari Jessy dengan guling disampingnya, "Sekali lagi bilang gitu, gue sunat loe!" Ancam Zahrul sembari terkikik sendiri "Auwh,, ," teriak Jessy dan langsung bergidik meninggalkan kamar Zahrul Shella menggeliat karena suara tawa Zahul beserta teriakan Jessy. Matanya terbuka, padahal dia ingat tadi asik mengobrol dengan kak Zahrul. Justru dirinya tertidur duluan. "Sudah bangun?" "Kakak, aku emang tidur ya?" tanya Shella polos Zahrul menggeleng, "Cuma merem terus mimpi." Shella mengerucutkan bibir, "Tadi aku dengar suara Jessy." Shella mencoba memastikan apakah yang dia dengar adalah benar suara Jessy atau tidak "Iya, dia lagi tidur di kamar sebelah." Shella otomatis terlonjak kaget, "Aduh,, ," Shella buru-buru turun dari ranjang dan menyusul Jessy sebelum ada teriakan maut "Auwhhh, SIAPA LOE. SHELLA ADA MALING." Teriakan yang sangat Shella khawatirkan akhirnya terjadi *** Jessy berjalan menuju kamar satunya. Kebetulan apartemen Zahrul memang ada dua kamar, satunya digunakan untuk keluarga, sahabat atau teman yang ingin menginap. Meskipun apartemennya satu lantai dengan kepunyaan Shella tapi jangan ditanyakan jika apartemen Zahrul terkesan lebih mewah. Apalagi barang-barang semakin banyak semenjak Shella ikut pindah dan apartemen kepunyaan Shella kini dia tinggali. Meski kadang Shella juga masih mampir jika sedang rindu suasana kamarnya dulu. Jessy membuka pintu kamar, lalu menutupnya. Tanpa banyak bicara dia langung loncat ke kasur dan menindih orang yang kebetulan juga numpang tidur dan bergelung di bawah selimut. "Auwh, badan gue." Ucap seseorang dibawah Jessy Jessy meraba-raba kasur, mencoba memastikan jika yang dibawahnya adalah manusia bukan setan atau monster jadi-jadian. "Woy, bangun. Badan gue sakit bego." Ucapnya merintih kesakitan Jessy langsung bergerak cepat, menyibak selimut yang menutupi orang itu. "Auwhhh, SIAPA LOE. SHELLA ADA MALING." Teriak Jessy kencang Dika bangun dari posisi tengkurap, rasanya seperti kejatuhan drum minyak. Badannya sakit semua ditindih makhluk jadi-jadian ini. "Loe yang maling, udah berisik idup lagi. Minggir loe, gue mau tidur." Ucap Dika menendang pelan kaki Jessy Jessy tersenyum senang, dia langsung menindih kembali tubuh Dika. "Aa' Dika, Jessy kangen." Ucapnya manja dengan posisi menindih punggung Dika "Minggir loe dari punggung gue, Joni. Kita ini laki. Inget kodrat, inget dosa woy!!!" "Gak mau!" jawab Jessy sembari mengelus lembut rambut Dika ** Shella berlari ke kamar satunya. Dia baru ingat jika Dika juga numpang tidur di sini karena katanya dia suntuk tidur di apartemennya sendirian. Jika seperti ini, pasti akan tercipta perang dunia ketiga antara Jesyy dan Dika. Jessy yang pasti sangat senang tidur bersama Dika dan Dika yang akan mati sengsara karena godaan maut Jessy. Bisa-bisanya dia lupa memberi tahu kak Zahrul soal kedatangan Dika. Shella membuka pintu, dan demi apapun dia tidak bisa menahan tawanya melihat Jessy memeluk posesif pinggang Dika. Sambil bermanja-manja ria. Terlihat jelas Dika terus meracau sembari mengoceh memaksa Jessy turun dari punggungnya. Zahrul ikut menyusul Shella, karena istrinya begitu panik saat Zahrul memberi tahu jika Jessy tidur di kamar sebelah. "Kenapa, Shell?" Shella menunjuk kearah ranjang, dan Zahrul mengikuti arah pandangan Shella. Tawanya seketika ikut meledak melihat adegan tidak senonoh antara Jessy dan Dika. "Lanjut terus Jess,, ," ujar Zahrul sembari memegangi perutnya Dika mendorong paksa tubuh Jessy hingga wanita jadi-jadian itu terguling ke lantai. "Auwh, Aa' Dika jahat, ih." "Apa-apaan loe grepe-grepe badan gue. Geli gue Jess, jangan begitu lagi. Jijik ih." Sungut Dika marah Jessy memberengut kesal, dia memijat pinggangnya yang terasa sakit karena mencium lantai. Harusnya dirinya yang dicium oleh Aa' Dika bukan dirinya mencium lantai. Menyebalkan "Diem loe pada!!!" amuk Dika pada kedua orang yang tengah tertawa terbahak melihat sengsaranya Dika diraba-raba Jessy Shella menunduk mencoba menghentikan tawanya meskipun sangat susah. "Segitu bergairahnya loe sama Dika, Jess." ucap Zahrul dan membuat Dika melotot kesal Jessy bangun dari lantai, dia kembali mendekati Dika. Namun Dika justru pasang kuda-kuda siap menghajar Jessy jika sampai maju satu langkah saja. Jessy mengerucut sebal, dia mendengus keras. Lalu berjalan mendekati Shella. Jessy meminta peluk Shella dan dibalas Shella dengan rentangan tangan. Mereka berpelukan, Dika geleng-geleng kepala melihat kejadian itu. Lalu dia ikut merentangkan tangan pada Zahrul, namun laki-laki itu justru menghindar. "Gue juga butuh pelukan, Rul!" "Minta sama Afika, pacar SMA loe."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN