Sebuah tamparan

920 Kata

Zahrul terdiam saat matanya terbuka justru dia sudah mendapati Shella siap untuk meninggalkan Rumah Sakit. Apa sangat nyenyaknya tidurnya semlam, sampai-sampai dirinya tidak berkutik sama sekali. "Sudah bangun, kak?" "Mau kemana?" Bukan Zahrul tidak paham Shella boleh pulang hari ini, tetapi ada rasa aneh menyelinap kedalam hatinya. Matanya menatap beberapa tangkai mawar di samping Shella. Lalu, tatapannya teralih pada Shella. "Siapa yang bawain mawar?" "Adelia." Jawab Shella jujur. Meskipun dengan nada malas dia mengatakannya. Zahrul bangkit dari posisi tidurannya. Tangannya terulur mengusap kepala Shella. "Masih cemburu?" "Menurut kakak?" "Dia masa lalu, Shella. Lagian dia juga masa lalu Jaz bukan masa lalu kakak." Benar, apa yang dikatakan oleh Zahrul. Adelia adalah masa lalu ka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN