Belva sangat senang, pasalnya Bunda tak hanya datang membawa diri. Namun dia juga membawa banyak buah dan makanan. Belva segera menyantap makan pagi menjelang siangnya. Perutnya sangat lapar. Sementara Bumi berada nyaman dalam dekapan neneknya. “Makannya pelan-pelan,” ujar Bunda Tere melihat putrinya melahap makanan dengan sangat rakus. “Lapar,” tutur Belva dengan mulut penuh nasi. Bunda Tere hanya tertawa melihat sang putri. “Berat ya mempunyai anak bayi?” “Banget!” ketus Belva memandang putranya yang tertidur pulas. “Dulu waktu kamu bayi juga bunda seperti kamu lho, enggak sempat makan atau mandi, selalu tunggu ayah pulang baru bunda bisa mandi. Ibaratnya bunda makan sambil berlari. Berdiri sambil menggendong kamu yang rewel, kalau enggak Bunda bisa kelaparan,” kenang sang bund