Aska langsung menuju pintu depan, lalu turun dari teras. Dibukakan pintu mobil untuk istrinya. "Abang sudah lama datang?" Asifa meraih telapak tangan Aska, lalu ia cium punggung tangan suaminya. Aska mengecup lembut kening Asifa. "Bagaimana keadaanmu, masih suka muntah?" Aska balik bertanya, bukan menjawab pertanyaan Asifa. "Alhamdulillah, makin berkurang, Bang. Mungkin seiring usia kandungan yang semakin besar." "Kapan datang?" Tanya Cantika, saat Aska membimbing lengan Asifa menaiki teras. "Baru saja, Amma." "Arka, Dara, dan si kembar, sehat?" "Alhamdulillah sehat semua." "Kamu mampir ke rumah orang tua Revano?" "Mampir sama Asila. Itu dititipin oleh-oleh buat Revan, dan Vanda." "Revannya marah tidak, Bang, sama Asila?" Tanya Asma. "Sempat marah, tapi cuma sebentar." "Amma!