Mereka sudah tiba di rumah kembali. Soleh yang membukakan pintu. "Bagaimana keadaan Pak Jayadi, Abba?" "Kondisinya lemah, tapi tadi masih bisa bicara banyak dengan kami." "Apa yang dibicarakan, Abba?" "Meminta maaf padaku, pada Aska, Asifa, dan Asila." "Jadi benar, beliau ingin bertemu, karena ingin meminta maaf?" "Iya," Raka menganggukan kepala. "Pak Jayadi ada salah apa sama, Aa?" Raka, Tari, dan Soleh duduk di ruang tengah. "Kai, Nini, Abba, Abang, Kak Sifa, aku ke kamar duluan ya," pamit Asila. "Ooh, iya, Sayang. Tidurlah," sahut Tari. Asila meninggalkan ruang tamu. "Aku lapar, kita ke dapur yuk, Nyonya nggak tahu." Aska menarik lengan Asifa untuk masuk ke dapur. Asifa menurut saja. "Aa, jawab pertanyaanku tadi." "Pak Jayadi, dan almarhum ayahnya, ternyata sudah menyer