"Sekarang Aksa juga memilih melepaskan kesempatan bahagia dengan wanita sebaik Lena dan dokter Sifa, hanya karena Cello yang tidak ingin kasih sayang papanya terbagi untuk orang lain. Sesayang itu Aksa pada Cello, sampai menjadikan dia prioritas hidupnya." ucapku sambil tersenyum menggeleng. "Tidak terlalu mengagetkan sebenarnya. Dulu dia juga tidak berpikir dua kali untuk melakukan vasektomi, karena ingin menghukum dirinya dan orang tuanya yang sudah membuang darah daging mereka sendiri." Aku mendecak pelan. Kalau Aksa bersedia melakukan operasi pemulihan, dia memang masih mungkin berkesempatan punya anak lagi. Namun tetap saja apa yang dia lakukan itu benar benar gila. Entah sebutan apa yang cocok untuknya. Sedalam cintanya, sedalam itu juga lukanya dan sebegitu mencengangkan caranya m