Dan terulang kembali. Dila lagi-lagi tidak mau membalas pesan-pesanku. Nomornya padahal sering online, tetapi tidak ada satu pun pesanku yang dia balas kecuali untuk pekerjaan. Ketika kami bertemu di kantor pun, Dila selalu menghindar. Kami hanya sempat berkomunikasi beberapa kali, di antaranya tentang pekerjaan dan Dila berharap kalau aku bisa professional dengan tidak membahas masalah pribadi di kantor. Aku memilih untuk mengiyakannya karena kebetulan aku juga sedang banyak pekerjaan yang mengharuskan aku sering keluar. Hari ini hari sabtu, itu artinya sudah satu mingguan sejak Aldika dinyatakan sadar dari koma. Aku belum menjenguknya karena Dila seperti tidak memberiku kesempatan. Karena hari sabtu masuk kerja setengah hari, sejak jam setengah satu kantor sudah tampak sepi. Aku ber