Dila benar, dia tidak berbohong tentang kwetiau Kridosono yang dia maksud tadi siang. Baik porsi maupun rasanya, keduanya sama-sama memuaskan. Saat ini, dua porsi kwetiau di depan kami sudah tandas tak tersisa. Akhirnya, malam ini adalah kali pertama aku mengajak Dila keluar dan izin langsung dengan Pak Adimas. Pak Adimas mengizinkan kami keluar dengan syarat jam sembilan malam sudah harus pulang. Dipikir lagi, ini benar-benar seperti mimpi. Sejak lama aku selalu ingin menjemput Dila di rumahnya dan izin langsung dengan orang tuanya. Sayangnya, keinginanku ini baru kesampaian setelah berbulan-bulan kami menjalin hubungan. Mulai dari hubungan tanpa status, sampai pada akhirnya kami memutuskan untuk pacaran. Untuk laki-laki seusiaku, bukankah istilah pacaran terdengar sangat menggelika