“Mana bisa? Kamu semalam sudah janji kan kalau aku penetrasi, kamu enggak akan akhiri hubungan ini?” ujar Keilana, suaranya terdengar sangat tegas. “Ya terus bagaimana? Kamu juga masih marah sama aku!” “Beri aku waktu Sha, biarkan aku menenangkan pikiranku.” “Ya sudah terserah kamu aja, Mas.” “Terima kasih.” “Sama-sama!” gerutu Marsha. Sepanjang perjalanan menuju rumah, menjadi waktu yang membosankan. Marsha menjadi lebih mengantuk karena terus diam di mobil. Memainkan ponselnya pun membuatnya bosan. Masih ada waktu satu jam. Dia pun menurunkan sandaran mobil lalu melipat tangan di d**a. Dipakai kaca mata hitamnya dan dia memejamkan mata. Sebaiknya dia tidur dari pada terus diam karena Keilana tak mau berbicara apa-apa lagi setelah perdebatan tadi. Keilana merasa lebih tenang ketika