Sebegitu tegasnya Ale kepada Rara dan Abel, dia bukan remaja labil. Ya, iyakan saja dulu. Ale ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya perihal keberanian atau bisa jadi kelancangan nafsunya terhadap Abel (perkara kecupan kemarin) yang siap Ale berikan bukti bahwa cewek itu adalah yang pertama dan akan menjadi satu-satunya. Ale sayang Abel. Tapi almamater yang masih melekat membuat dia tak bisa lebih dari sekadar sayang yang ingin Ale curahkan. Ale juga cinta Abel. Tapi seragam SMA membuat cintanya jadi terkesan monyet sekali. Ale bahkan ingin Abel. Sayangnya, Ujian Nasional membuat keinginan itu harus ditunda hingga Abel sendiri selesai dengan UN-nya, sementara kenyataan begitu pahit menampar Ale bahwasanya Abel bahkan masih kids kelas sepuluh. Haduh! Jangankan Abel, Alenya