Keesokan harinya, perpisahan mereka terasa begitu menyesakkan. Di mobil, sebelum Zelaza masuk ke bandara, mereka berpelukan erat.
"Aku akan menunggumu," bisik Zelaza, air matanya menetes.
"Hmm … aku tak akan lama-lama. Maaf, pesawatku tak bisa membawamu hari ini karena ada masalah," jawab Donzello.
“Tak apa. Aku sudah terbiasa memakai pesawat komersih.” Zelaza tersenyum tipis. “Aku akan sangat merindukanmu.”
Lalu, Zelaza menciumnya dengan penuh gairah dan kerinduan yang sudah mulai menggerogoti.
"Ini hanya selamat tinggal sementara,” gumam Donzello ketika ciuman mereka akhirnya terlepas.
“Bye, see you soon.” Lalu Zelaza keluar dari mobil. Dia tak memperbolehkan Donzello keluar dari mobil karena dia takut masih ada pencari berita yang mengenalinya di bandara.
Donzello melihat keperg
