"Kacau semua!" kata Pram setelah mereka sampai di kamar. Ujaran Irene tadi, membuat mereka terkena ceramah selama dua jam tanpa henti dari ibu Pram. Bahkan Pram yang mulai mengantuk, tak dapat kesempatan bicara untuk minta undur diri. Ibunya memang cerewet luar biasa. Dia tak pandang bulu dalam memperlakukan orang lain. Bahkan pada Pram sendri, jika salah dia akan membabat habis sampai puas. Akan tetapi, Pram sangat sayang dengan Ibunya itu, karena dia wanita yang penyayang walaupun cerewet. "Kan, Bapak yang mulai, apa salahnya Bapak menyelamatkan nama saya di depan ibu Bapak, Bapak, kan, bisa bilang, saya ketiduran karena kurang sehat." Irene menjawab sarkas. "Itu bohong. Saya tak mungkin berbohong pada Ibu." Pram naik ke ranjang Irene, sontak gadis itu menjauh. Irene takjub, begitu per