Patah

1112 Kata

"Irene! Tunggu!" Seruan itu menghentikan langkah Irene, berhari-hari menghindari Arkan, pria itu malah muncul dengan sengaja di tempat parkir di jam kerja usai. Irene merasakan dentuman kuat di dadanya. Dentuman rasa yang tak bisa diungkapkan. Pria itu makin tampan dari biasanya, bahkan senyum cerah itu mampu menerangi hati Irene yang terasa gelap seperti langit Jakarta yang mendung. "Bisa kita bicara?" Irene menghela napas yang terasa sesak. Berusaha untuk tenang di hadapan Arkan. "Aku ... Aku buru-buru," sahut Irene tergagap. "Cuma beberapa menit, ya, please!" Arkan menatapnya penuh harap, tanpa menunggu persetujuan Irene, pria itu menarik tangannya menuju sebuah kantin yang berasa tepat di samping area parkir. "Pesan apa?" "Nggak usah!" "Nggak ada menu 'nggak usah' di sini."

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN