Puas menangis, Irene melangkah cepat meninggalkan hutan bakau yang sepi. Dia berjanji pada dirinya sendiri, takkan meratapi nasibnya yang malang. Tak ada satu pun manusia yang bisa diharapkan sebagai pegangannya di masa depan. Dia harus tau diri, dia tak mungkin bisa mendapatkan perlakuan seperti anak kandung. Setidaknya, Mama yang dianggapnya adalah Mama kandung selama ini, telah membesarkan dan menafkahinya layaknya anaknya sendiri. Apa yang Irene selali? tak ada, mungkin karena hatinya telah terbiasa ditimpa rasa sakit, membuat dia kebal akan luka. Dia harus tetap hidup, walaupun tak ada alasan yang tepat, kenapa dia harus tetap bernapas. Irene mengusap wajahnya dengan tisu. Dia hanya memiliki dirinya sendiri sekarang. Cukup terluka sekali dan takkan terulang lagi. Jika terjatuh, obat