“Om…,” panggil Sena masih merasa bersalah. “Gak papa?”
Samudera hendak berbohong pun tidak bisa, bahunya terasa sakit dan pegal apalagi dirinya terjungkal ke belakang. Namun demi sang istri, dia tersenyum dan mengangguk. “Gak papa kok,” jawabnya seperti itu. untuk meringankan rasa bersalah sang istri, Samudera menarik Sena ke dalam dekapannya. “Jadi mau ke rumah Kakek Wira?”
“Jadi, nanti sore kan sekalian kita makan di sana?”
“Boleh. Kalau mau makan di sana, kita berangkatnya sekarang aja. sekalian beli bahan makanan, di Kakek biasannya gak ada apa apa.”
“Boleh deh. Tapi Mama sama Papa belum pulang. masa kita pergi?”
“Gak papa, kan bilang sama pembantu. Oleh oleh juga udah dititipin pembantu,” ucap Samudera yang ingin menghabiskan harinya bersama dengan sang istri. Sejujurnya dia iri
