Empat puluh

1522 Kata

Satria melangkah senang begitu turun dari mobilnya. Dia membawa sebuket bunga dan cokelat kesukaan Shasa ke rumah perempuan itu dengan wajah sumringah. Tak sabar akan bertemu dengan sang pujaan hati, memohon maaf dan memeluknya erat. Satria sangat menyesal. "Ke mana aja, Den? Baru kelihatan," sapa Satpam di rumah Shasa. "Sibuk, Pak," jawab Satria singkat. Tanpa menjelaskan apa kesibukannya, tak penting juga. "Mau ketemu Non Shasa?" "Iya. Dia ada, ‘kan?" tanya Satria yang dari tadi raut wajahnya masih tampak berbinar-binar. "Sayangnya non Shasanya nggak ada, Den. Dia pergi.” "Pergi ke mana, Pak?" tanya Satria penasaran, perasaannya mulai tidak enak. "Den Satria nggak dikasih tahu toh sama Non Shasa?" Satria menggeleng lemah. Memang dia sudah lama mengacuhkan Shasa. Bahkan chat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN