"Kamu ngapain di sini?" tanya Shasa melihat Satria yang sudah rapih di ruang tamu. "Mau nganterin lo berangkat kuliah. Ayo!” "Enggak perlu. Gue bisa nyetir sendiri," ketus Shasa. "Mana coba sini kunci mobilnya," pinta Satria melembut suaranya. "Lo kurang istirahat." "Ogah! Mending aku berangkat sendiri!" Shasa memutar bola matanya. "Nggak usah sok khawatir sama aku. Nggak amnesia, bukan? Ingat kamu pernah bilang apa sama aku? Dah lah, aku enggak sepenting itu sebenarnya bagi kamu.” Satria menghela napas. "Lo itu habis perjalanan jauh, pasti masih capek. Gue nggak mau nanti lo bawa mobil terus tiba-tiba ngantuk di jalan.” "Apa peduli kamu? Selama ini ke mana aja? Kamu bahkan waktu itu nolak anterin aku dan nyuruh aku pulang sendiri. Inget nggak kamu???” "Gue minta maaf, Sha. Gue— “