Shasa menghentikan langkah kakinya ketika melihat Satria berdiri tak jauh dari mobilnya. Shasa baru saja mengambil perlengkapan untuk wisuda, dan sepertinya Satria juga sama. Shasa menghela napas sejenak, kemudian kembali lanjut melangkah ke arah mobilnya. Dia ingin segera pulang, namun tahu jika Satria tak akan langsung pergi dari sana. “Sha… “ Satria memanggil Shasa, terdengar sendu sekali. Shasa mengabaikan panggilan lelaki itu. Ketika dia ingin membuka pintu mobilnya, Satria menahan pergelangan tangannya. “Masih belum mau ngobrol sama aku? Masih marah banget?” Shasa tak menjawab. Namun, tangannya bergerak melepaskan cekalan tangan Satria pada pergelangan tangannya. “Maaf, Sha… maaf.” Sudah banyak kata maaf yang terucap dan hal yang dilakukannya agar Shasa mau memaafkan kesalah