Yura sudah tidak habis pikir. Kenapa suaminya yang jadi playing victim. Merasa terdzolimi dan merasa Yura yang salah. "Atas dasar apa aku harus percaya sama Bapak?" "Yura, saat belum menikah aku tidak pernah pacaran. Kamu yang pertama dan tidak akan ada yang kedua." "Ucapan bisa saja bohong, Pak!" Yogi menghela nafasnya. Bingung mau berbicara apa lagi. Memang kepercayaan itu diatas segalanya. Mau meyakinkan orang untuk percaya juga sulit. "Sumpah demi apapun, Yura. Jangan pernah meragukanku!" Yogi menjatuhkan tubuh Yura di pangkuannya. "Kalau bapak niat menikah lagi, aku juga gak akan ngelarang bapak. Asal bapak menceraikan aku." "Tidak ada cerai di hubungan kita. Aku cinta sama kamu. Dan kamu cinta sama aku. Semuanya udah jelas. Tidak ada alasan lagi untuk berpisah." Ucapan Y

