“SAH!” Ucapan dari mulut para saksi yang menghadiri pernikahan sederhana Qai dan Thea itu, seketika membuat bahu Qai merosot lega. Rasa gelisah yang sudah membalut hatinya sejak kemarin, kini berganti kegembiraan karena sudah memiliki Thea seutuhnya. Wanita dengan kebaya putih itu, terlihat sangat menawan dan sungguh memesona di mata Qai. Rasanya, Qai sudah tidak sabar membawa Thea ke kamar dan melucuti semua pakaian yang melekat di tubuh indah tersebut. “Ingat kalian berdua, jangan sampai ada yang tahu, kalau kalian sudah menikah,” kata Jaya dengan penuh penekanan. “Di luar sana, kalian berdua itu hanya sekadar teman.” “Siap, Pa,” kata Qai telah mengubah panggilannya pada Jaya setelah ijab kabul itu ia kumandangkan di depan penghulu dan para saksi. “Jangan sering-sering datang ke

