“Qai?” Hera buru-buru menarik tangan yang sedari tadi menggenggam jemari Qai. Memandang Rafa, yang kini menatapnya dengan penuh tanya. “Mas Rafa di sini juga?” tanya Qai bersikap santai. Ia melirik Hera yang tengah mengusap sudut mata yang sedikit berair. Manik sang adik itu pun mulai terlihat memerah, karena pembicaraan yang mereka lakukan barusan, memang sungguh menguras emosi Hera. “Yaa, ketemu teman lama di atas.” Rafa sibuk bertanya-tanya, untuk apa kedua orang yang tengah duduk berhadapan di meja saat ini bertemu di malam yang sudah larut seperti sekarang. Terlebih, Rafa dengan pasti melihat kalau manik Hera tengah berkaca dan wanita itu mengusapnya dengan cepat. Hera menangis. Apakah Qai menekan wanita itu melalui Glory? “Aku, gak mau ikut campur, tapi kalau kalian berdua me

