Terima Kasih

1024 Kata

Hati Qai saat ini benar-benar terasa kosong. Sungguh, ia tidak tega melihat Willa, wanita yang pernah sangat ia benci menjadi seperti sekarang. Secara fisik, meskipun bobot tubuhnya sedikit menurun, tapi Willa masih terlihat sangat sehat. Hanya kondisi mentalnya saja yang tampaknya terganggu. "Kita, perlu bawa oma Willa ke rumah sakti.” Thea berceletuk ketika mereka bertiga sudah berada di dalam rumah. Kembali melihat WIlla dari ruang belakang yang menuju taman.  Agnes belum bisa memutuskan. Ia masih mencoba menenangkan gejolak batin yang kini terasa pilu di dalam hati. Sejauh ia menjadi menantu Willa, wanita paruh  tua selalu bersikap baik kepadanya. Memang ada beberapa hal yang memang tidak bisa ditolerir, salah satunya, Willa tidak bisa dibantah sama sekali. Sekali ia berucap, maka ha

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN