Kedua sudut bibir Thea tertarik lebar ketika melihat punggung tegap Qai tengah berdiri menghadap panggung. Pria itu tengah meneliti semua persiapan, untuk peluncuran perdana stasiun televisi yang akan dilakukan besok malam. Sudah beberapa hari ini, Qai bahkan tidak pulang ke apartemen, maupun ke rumah Jaya, karena sibuk mengatur semua persiapan dengan detail. “Aku kangen,” ujar Thea langsung memeluk tubuh hangat itu dari belakang. Merasakan pelukan Thea serta suara sang istri yang sedikit serak, Qai langsung membalik tubuhnya. Menangkup wajah yang yang terlihat lelah itu, lalu menjatuhkan satu kecupan lembut pada dahi Thea. “Kok serak suaranya, lagi gak enak badan?” Qai merasa bersalah, karena beberapa hari ini ia tidak menaruh perhatian seperti biasa kepada sang istri. Mereka berdua ju

