Tanpa Kata

1609 Kata

 Qai tidak bisa menjelaskan, bagaimana perasaannya saat ini ketika melihat Dandi ada di sebelahnya. Pria itu duduk tegap dan hanya sibuk dengan ponsel yang sedari tadi ada di genggaman. “Ini namanya gak menghargai waktu,” celetuk Dandi masih asyik membaca beberapa chat dari grup yang diikutinya di sebuah aplikasi. “Janji jam dua belas, tapi ini sudah lewat sepuluh menit dari jam yang dijanjikan.” “Heh! Yang janjian itu aku, bukan kamu,” sanggah Qai merasa gemas ingin mengetuk kepala Dandi dengan begitu keras. “Gak ada yang maksa kamu ada di sini, jadi, kamu bisa pergi sekarang juga,” “Sayang,” balas Dandi sambil mengetikkan sesuatu pada ponselnya. “Aku sudah pesan makan sama minum, memangnya siapa yang mau makan kalau aku pergi.” Qai memilih diam. Semakin lama, Ia akan semakin kesal s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN