"Wah, gawat ini Kak Irfan, masa aku disuruh nanya sendiri sama Kak Rasyid kan malu banget. Untung aja pas di kantin kemarin Kak Rasyid cepet pergi," batin Safira. "Eh, enggak kok, Kak. Sebenarnya lihat Kak Rasyid di sini saja sudah cukup." "Kamu yakin, Fir? Ini kesempatan langka lho. Kamu tahu kan gimana populernya Rasyid di kampus kita, banyak cewek antri buat jadi pacar dia. Bahkan kalau mau ngobrol sama dia aja sulit. Kamu dikasih kesempatan begini kok malah disia-siakan?" ucap Irfan tidak percaya jika Safira begitu cepat berubah. "Fira, kamu juga suka sama saya?" tanya Rasyid yang membuat mata Safira membulat. "Enggak kok, Kak," elak Safira. Dalam hatinya dia merasa kesal pada Irfan, "Awas ya, Kak Irfan tunggu pembalasanku. Duh, kesel banget sih sama Kak Irfan sampe ke ubun-u