Galih segera melompat turun dari atas peti. Ruangan di dalam tanah menyerupai sebuah gua. Pria itu menjejakan kedua kakinya di atas tanah berbatu tersebut. Ada beberapa obor disusun pada dinding-dinding gua. Satu persatu mulai menyala dengan api entah darimana asalnya. Gua tersebut tidak kedap udara, Galih tahu pasti ada jalan masuk selain dari bawah pohon yang dia lalui beberapa menit lalu. “Srak, srak, srak.” Galih mendengar suara selendang diseret seiring dengan langkah kaki sosok yang mengenakan selendang itu. Pria itu menoleh ke arah suara, dan dia melihat Nyai Ratih sedang berjalan mendekatinya. “Kamu tidak terkejut melihatku di sini?” Tanya wanita itu sambil mengibaskan selendangnya ke samping, bersamaan dengan itu tutup peti ikut terbuka. Perlahan seseorang dari dalam peti terseb