Galih melanjutkan perjalanannya, semakin jauh langkah kakinya masuk ke dalam hutan menuju ke arah puncak semakin minim manusia yang terlihat di jalan setapak yang dia lalui menuju ke sana. Sepertinya puncak gunung yang menjadi tujuannya kali ini memang tidak mudah untuk dicapai. Sudah beberapa hari Galih meniti jalan dan Galih belum juga tiba di sana. Galih tidak pernah melihat manusia biasa lagi selain para pertapa aliran putih yang kebetulan melintas untuk mengambil air di sungai. Mereka melesat bagai terbang dengan sayap. Dari semua yang dia lihat itu Galih tahu mereka manusia berilmu tinggi yang sudah ratusan tahun tetap dalam semedinya, bahkan mereka hanya turun ke sungai selama puluhan tahun sampai ratusan tahun sekali. Mereka dikaruniai umur panjang. Jelas sekali dari tubuh mereka y