“Bulan perak baru sempurna. Secepat itukah pengalihan tetua selanjutnya?” Tanya Ki Satra dengan tatapan mata tidak percaya. “Misi Galih belum usai, tapi penggantinya akan segera hadir.” Lanjutnya. “Memang sudah waktunya, tepat saat bulan purnama nanti. Pertempuran akan kembali dimulai, aku membutuhkan bantuanmu. Pada detik-detik kelahiran cucu buyutku nanti, para aliran hitam akan menyerbu padepokan Macan Putih. Raksa akan segera menyusulku, dia sudah memberikan wasiat terakhirnya pada Galih.” Sahut Ki Wangsa. Pria itu menengadah, menatap ke arah langit cerah di atas sana. Ki Satra hanya bisa menggelengkan kepala, pria itu seharusnya juga sudah tiada. Namun jiwanya dan raganya masih bertahan sampai detik ini untuk tetap berjaga di kawasan pertapaan para aliran putih. “Usia manusia meman
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari