“Kembalilah pada ragamu!” Perintah Nyai Ratih pada Galih seraya berusaha bangkit berdiri. Wanita itu kembali berjalan menuju ke arah ranjang lalu duduk di tepinya. Ditatapnya wajah pria yang kini masih memejamkan kedua matanya tersebut. Nyai Ratih menyentuh telapak tangan Galih, diremasnya perlahan jemari pria tersebut. Dengan sengaja wanita itu membungkuk lalu mengecup bibir Galih dengan kedua mata terpejam, air matanya terus mengalir membasahi kedua pipinya. “Bangunlah! Bangunlah dan pukul aku! Bangunlah dan marahlah!” Ucap Nyai Ratih dalam hati. Dia berharap Galih segera terjaga. Perlahan kelopak mata Galih terbuka, pria itu tidak mengatakan apa-apa. Nyai Ratih segera menarik wajahnya menjauh, wanita itu juga langsung beranjak berdiri dari tepi ranjang memunggungi Galih yang kini su