Ch-64 Bukan sebuah kepemilikan

2392 Kata

Galih melintasi hutan, dia melewati jalan yang sama seperti ketika ia berangkat ke padepokan. Pria itu menatap ke sekitar, hari sudah terik keringatnya mulai mengucur deras keluar dari pori-pori kulit tubuhnya. Pria itu melangkah menuju ke arah sungai jernih tak jauh dari posisinya berdiri. Dia duduk berjongkok di atas salah satu bebatuan lalu mengambil air dalam tangkupan kedua telapak tangannya. Pria itu membasuh wajahnya seraya melihat pantulan wajahnya pada permukaan air jernih di bawah sana. Galih tersenyum ketika melihat Nyai Ratih sudah berdiri tegak di belakang punggungnya. “Kamu bahkan menikahi wanita itu!” “Lalu? Apakah aku harus menolaknya, dia begitu cantik dan memesona.” Timpal Galih dengan sengaja. Dia merasa begitu lucu, entah kenapa dia hanya ingin tertawa hari ini. “La

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN