“Seharusnya kamu katakan hal itu di depan Ben.” Sahutnya santai. “Aku terkejut ketika mengetahui kalian saling mengenal satu sama lain.” “Dia yang menyewa jasaku di bar. Kamu tahu aku membuat pria itu tinggal di atas ranjangku demi menggali pembunuh Saina. Namun ternyata Saina adalah gadis di masa lalunya. Ben sengaja datang padaku karena wajahku dengan wajah Saina begitu mirip. Dia mengira aku adalah Saina.” “Padahal aku sudah bilang, kamu tidak perlu mencari lagi.” “Pasti Ben akan mencariku.” Keluh Enjelin pada Galih. “Jadi apa rencanamu?” “Sepertinya Ben tahu kapal mana yang pernah ditumpangi kakakku, aku bisa menggunakan pria itu untuk memburu pembunuhnya.” “Ya, terserah. Lakukan saja sesuka hatimu.” Keduanya bercakap-cakap cukup lama di sana, sampai hari larut malam. “Aku bo