Sampai di bawah, Galih menurunkan Aji Satya. Anak itu terlihat senang sekali karena bisa bertemu kembali dengan ayahnya. Ki Sasra segera menghampiri Galih begitu melihat menantunya tiba dan berdiri di antara para murid padepokan. Galih segera memberikan hormat begitu ayah mertuanya datang menyapa. “Bagaimana kabar Arsinta? Apakah anak nakal itu merepotkanmu?” Tanyanya sambil tertawa renyah. Padahal Ki Sasra tahu betul bahwa Galih hampir tidak pernah pulang ke padepokan. Keduanya tinggal terpisah karena Arsinta menjadi incaran mahluk halus, serta para musuh dari aliran hitam. “Sehat, Pak. Kandungan Arsinta juga tumbuh dengan normal, hingga sejauh ini tidak ada masalah sama sekali.” Ki Sasra manggut-manggut sambil tersenyum lebar. Tentu saja dia sangat bangga sekali karena pada akhirny