Dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, Gea masih terus memikirkan sosok Galih Arteja. Gadis itu beberapa kali mengukir senyum pada bibirnya. “Rasanya, wajah pria itu tidak pernah berubah sama sekali. Sudah lama kita tidak bertemu, tapi dia masih sama seperti dulu. Tubuhnya masih tegap, tatapan matanya masih teduh dan sejuk.” Gumamnya sambil melajukan mobilnya di tengah jalan raya. Di sisi lain, Regar lebih dulu tiba di rumah sakit. Pria itu ada jadwal operasi pagi ini, dia melihat beberapa asistennya sudah menunggu untuk bersiap. “Saya pikir Dokter Regar tidak akan datang.” Ujarnya sambil menata peralatan di atas meja. Regar tidak menjawab pria itu bergegas bersiap untuk segera menangani operasi. Gea baru tiba di rumah sakit, gadis itu juga segera menangani pekerjaannya. Menjadi dok